Senin, 09 September 2013

Pengampunan dan rekonsiliasi (Kel 34:7-7a)

Tuhan dalam Torah adalah Tuhan yang berbelas kasihan, Tuhan yang mengampuni namun sekaligus Tuhan yang menghukum dosa. Ini disebut sifat paradoks Tuhan, Ia mengampuni orang yang menyesal dengan mengikuti kehendakNya tetapi tetap menghukum orang yang menolak jalan yang ditunjukkanNya. Tuhan mengasihi tetapi kasihNya bukan kasih tanpa keadilan.
Karena Tuhan yang kita sembah adalah Bapa yang berpengampunan, maka kita sebagai anak-anakNya melalui Mesias Yeshua juga orang yang berpengampunan.
Langkah-langkah pengampunan adalah sebagai berikut:

1. Mengakui ada pelanggaran: Seseorang yang mengalami luka batin atau pelanggaran perlu merumuskan dengan jujur dalam dirinya tiga hal berikut: apa yang anda rasakan, apa yang anda rasa salah dan ceritakan kepada orang yang anda percayai. Kita perlu cukup objektif untuk menilai perasaan yang muncul dalam diri kita. Ketiga hal ini merupakan bagian dari langkah pertama.
2. Berhenti untuk mengubah masa lalu, sebaliknya ubah dirimu masa kini. Pengampunan melibatkan rasa sakit dalam menghadapi kehilangan dan kerugian, dalam menyadari ketidakmampuan kita untuk memperbaiki masa lalu atau mengubah diri sang pelanggar. Daripada mengalami perasaan tidak berdaya, banyak orang terus berpegang pada tuntutan dan menyalahkan pada pihak lain dengan harapan itu akan tercapai pada suatu hari. Memang sifat menyalahkan pihak lain itu dapat menunda kedukaan tetapi juga dapat menunda penyembuhan yang datang sesudah kedukaan.
3. Tanggalkan tuntutan saat tuntutan terhadap anda ditanggalkan juga. Dasar alkitabiah untuk mengampuni orang lain bukanlah pertobatan orang tersebut tetapi fakta bahwa Tuhan sudah mengampuni kita lebih dahulu.
.......saling mengampuni, sebagaimana Elohim di dalam Mesias telah mengampuni kamu (Ef 4:32). Kalau tuntutan kita harus kita tanggalkan hanya karena Tuhan telah mengampuni kita, dimana pembelaan Tuhan pada orang yang disakiti/dirugikan?
Pembelaan Tuhan justru terdapat pada ajaran untuk mengampuni si pelanggar karena dengan hal ini korban tidak disakiti/dirugikan dua kali. Sebab ia tidak mengampuni, kemarahan dan sakit hati dalam dirinya akan menimbulkan penyakit pada diri sang korban. Ini terobosan yang disebut pembaliakn ilahi yang diajarkan Yeshua Hamashaiakh.
4. Buat rencana untuk rekonsiliasi. Agar kepercayaan kembali, diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dari pihak pelanggar. Permintaan maaf tidak cukup, ia harus menumbuhkan kepercayaan kembali.
5. Tutup kasusnya, jangan ada tuntutan lagi. Kalau iblis menggoda untul membalas dendam lagi, usir dalam nama Yeshua. Isi hati dengan firman Tuhan.

Ringkasan Kotbah: Gmb. Ir. Benyamin Obadyah (Gembala Sidang Gereja Kehilat Mesianik Indonesia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar